Dahulu kala, Ada sebuah
kerajaan dipimpin seorang raja yang bijaksana dan adil. Dia enggan menggunakan
kekayaan kerajaan untuk kepentingan pribadi dan keluarganya. Seluruh harta
kekayaan kerajaan digunakan untuk memakmurkan rakyatnya. Sehingga tidak heran,
seluruh rakyat senantiasa menaruh hormat dan kagum kepada sang raja dan
keluarganya. Dan tidak heran seluruh titah raja senantiasa dipatuhi dan
dilaksanakan dengan ikhlas oleh rakyatnya. Suatu hari, baginda raja ingin
menguji kesetiaan rakyatnya. Maka diutuslah seorang hulubalang untuk memanggil
3 orang rakyat yang telah dipilih secara acak oleh sang raja. Tidak lama
kemudian, datanglah 3 orang rakyat yang dimaksud. Ketiga rakyat yang dipanggil
sang raja beranggapan bahwa tentu sang raja akan memberi hadiah yang istimewa
kepada mereka, karena sang raja begitu dermawan kepada rakyatnya.
"Assalamu'alaikum,
rakyatku." sapa sang raja kepada ketiga rakyatnya
yang telah berada di hadapannya.
"Walaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh, paduka. Kami bertiga menghaturkan salam hormat," jawab ketiganya serentak.
"Walaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh, paduka. Kami bertiga menghaturkan salam hormat," jawab ketiganya serentak.
"Hemmm...terima
kasih kalian telah memenuhi undanganku. Aku memanggil kalian karena ingin
memberi tugas untuk mengambilkan buah-buahan yang ada di wilayah kerajaan ini.
Apa kalian mau mengerjakannya?".
"Waaah... dengan
senang hati hamba akan mengerjakannya, paduka,"
jawab ketiganya.
Baginda raja senang
mendengar jawaban yang tulus dan kesanggupan rakyatnya. Lalu sang raja
memerintahkan seorang prajurit mengambilkan 3 buah keranjang besar.
"Nah, masing-masing
dari kalian harus memenuhi keranjang tersebut dengan aneka macam buah-buahan
yang ada di wilayah kerajaan ini. Bila tugas kalian telah selesai maka bawalah
buah-buahan tersebut ke hadapanku. Kalian mengerti?"
Ketiga rakyatnya
mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti. Lalu mereka pergi dengan membawa
keranjangnya masing-masing. Ternyata, ketiga rakyatnya memiliki pemikiran yang
berbeda terhadap tugas yang diembannya. Ada yang menganggap bahwa tugas sang
raja adalah suatu kehormatan baginya, sehingga dia harus melaksanakan dengan
senang hati dan penuh keikhlasan serta berusaha mempersembahkan aneka macam
buah berkualitas kepada raja mereka. Rakyat kedua menganggap perintah itu biasa
saja, sang raja tentu tidak akan memperhatikan dan tidak mungkin akan
menghitung buah yang dia kumpulkan. Bukankah sang raja telah makmur dan
kaya-raya, tentu tugas ini hanya sekedar menguji kesetiaan saja. Oleh karena
itu, ia sembarangan memetik buah-buahan untuk sang raja. Buah-buahan mentah
maupun yang sudah hampir busuk dia masukkan ke keranjang. Bahkan dia menata
buah ke dalam keranjang juga sembarangan, tidak tertata. Selain itu. agar
keranjangnya nampak menarik di hadapan sang raja maka dia sengaja menaruh
buah-buahan yang segar dan masak di lapisan atas keranjangnya. Dan rakyat yang
ketiga beranggapan bahwa tugas dari sang raja adalah sebuah penghinaan baginya.
Dia sudah merasa hidupnya enak, kaya. semua serba ada tetapi sekarang disuruh
mengambilkan buah buat si raja. Bukankah kalau sang raja ingin makan buah - buahan
tinggal beli di pasar semua tentu ada.
"Harta kerajaan kan
banyak," pikir rakyat ketiga ini.
Oleh karena itu, dia
sengaja melaksanakan perintah raja dengan penuh kemalasan dan sembarangan. Dia
ingin secepatnya memenuhi keranjangnya agar segera bisa mengakhiri
pekerjaannya. Oleh karena itu, dia mengisi keranjangnya dengan buah-buahan yang
asal petik saja. Tidak peduli buah masak ataupun buah masih muda ia masukkan ke
keranjangnya. Dia senantiasa bekerja dengan ngedumel. Menggerutu. Tidak ikhlas
dalam mengerjakan tugas. Apapun jenis buah yang ada di hadapannya dia masukkan
ke dalam keranjang. Bahkan buah-buahan yang beracunpun dia masukkan
keranjangnya juga. Dia sengaja melakukan hal itu karena ingin membalas
kesewenang-wenangan sang raja kepadanya.
Dan sore hari, ketiga
rakyatnya telah mengisi seluruh keranjangnya dengan bermacam-macam buah-buahan
sesuai dengan yang dipesan sang raja. Mereka bersama-sama menghadap sang raja.
"Wah...kalian
memang benar-benar rakyatku yang setia dan taat terhadap perintah raja. Aku
kagum dengan ketaatan kalian. Nah..karena bekal kalian sudah banyak maka aku
perintahkan kepada para prajurit untuk membawa kalian menempati pulau-pulau
terpencil yang telah disiapkan kerajaan. Pulau itu dihadiahkan kepada kalian
bertiga. Disana tidak ada makanan secuilpun. Oleh karena itu, selama di pulau
tersebut kalian hanya dibekali dengan sekeranjang buah - buahan yang telah
kalian kumpulkan," demikian perintah sang raja.
Lalu para prajurit
membawa mereka menyeberangi pulau untuk ketiga rakyatnya. Betapa terkejutnya
ketiga rakyatnya mendengar titah sang raja. Sang raja memang telah menguji
keikhlasan rakyatnya dalam mengabdi kepada rajanya. Perintah raja harus
dilaksanakan.
"Jadi semua buah ini untuk hamba paduka?" kata mereka.
"Jadi semua buah ini untuk hamba paduka?" kata mereka.
Dan ketiga rakyatnya
menyambut keputusan raja dengan raut wajah yang berbeda. Rakyat yang
benar-benar ikhlas bekerja dan berusaha mempersembahkan kualitas terbaik dalam
pengabdiannya maka akan merasakan kenikmatan dengan jerih payahnya untuk
dirinya sendiri. Sementara rakyat yang menganggap biasa saja perintah sang raja
maka akan menyesal karena tidak serius dan asal - asalan melaksanakan perintah
sang raja. Sedangkan rakyatnya yang merasa perintah sang raja adalah sebuah
penghinaan baginya dan melakukan tugas sembarangan maka akhirnya akan merasakan
betapa sengsaranya hidup dengan bekal yang tidak berkualitas dan bekal yang
terkesan asal - asalan.
"Sebenarnya Aku
tidak butuh dengan hasil pekerjaan kalian karena aku sudah kaya dan tidak
membutuhkan semua itu. Aku memerintahkan kalian mengerjakan tugas karena aku
ingin melihat sampai sejauh mana kualitas dan ketulusan pengabdian kalian
kepadaku," kata sang raja sambil menatap ketiga
rakyatnya yang berjalan pergi bersama para prajurit menuju pulau terpencil bagi
ketiganya.
0 komentar:
Post a Comment